Senin, 18 Januari 2010

JIKA TEMBAKAU BERPOTENSI SEBAGAI BIOFUEL, PERUSAHAAN ROKOK BISA MEMULAI MENGUBAH PABRIK ROKOKNYA MENJADI PABRIK BIOFUEL

Senin, 18 Januari 2010
(sumber bacaan:planethijau.com)

Rokok, itulah nama bendanya. Di Indonesia, laki-laki, perempuan, tua, muda, dewasa, bahkan anak-anak sebagai generasi penerus sudah banyak yang mengkonsumsi benda ini. Di kantor, di terminal, di pasar, di sekolah, dimana-mana, selalu ada asap rokok, bahkan di ruangan ber-AC pun masih ada saja yang terus merokok. Memang luar biasa benda yang salah satu bahan pembuatnya tembakau ini berusaha untuk membuat para pencintanya tetap mencintainya. Ya begitulah, dengan hanya mengambil keuntungan sesaat bahaya-bahaya besar pun diabaikan.

Berbagai usaha untuk mengurangi produksi dan konsumsi rokok telah banyak dilakukan. Kampanye-kampanye anti rokok, penerbitan undang-undang, dan pengawasan telah dilakukan. Mirisnya lagi, justru usaha-usaha ini sering mendapat hambatan-hambatan seperti mendapatkan musuh dalam selimut. Memang, untuk menguranginya kita harus menghadapi resiko-resiko, dimana disitu akan muncul pihak yang dirugikan, dan semua pasti mengetahui siapa-siapa saja yang akan merugi itu.

Benda yang salah satu bahan bakunya tembakau ini begitu menjamur jenisnya di Indonesia, kita bisa melihatnya dari warung-warung kecil, pedagang kaki lima (PKL), pedagang asongan, dan lain-lain. Pabrik-pabriknya, baik yang besar maupun kecil, yang telah sukses maupun yang baru muncul, telah banyak menyerap tenaga kerja dan berperan aktif dalam pembangunan. Sebuah dilema memang jika pabrik-pabrik rokok ini tidak diperbolehkan lagi untuk memproduksi bahan yang salah satu bahannya terbuat dari tembakau ini.

Tetapi kita tidak boleh berhenti memikirkan solusi-solusi terbaik. Salah satu pepatah menyebutkan “ dimana ada kemauan, disitu ada jalan”. Jika semua mau untuk berubah menjadi yang lebih baik pasti ada jalannya. Pabrik-pabrik rokok ini bisa memulai perlahan-lahan mengalihkan keluarannya menjadi hal yang lebih bermanfaat. Saya yakin, sudah ada pabrik-pabrik rokok yang memikirkan ke arah tersebut dan saya yakin kita pasti bisa. Seperti yang dilakukan para ahli di universitas Thomas Jefferson di Amerika Serikat yang telah menemukan penemuan bahwa bahan tembakau dapat menghasilkan Biofuel yang lebih efisien dibandingkan dengan tanaman pangan lainnya.

Asisten profesor cancer biology universitas Thomas Jefferson, Vyacheslav Andrianov, Ph.D. menyatakan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan timnya, tembakau sebagai bahan utama pembuat rokok ternyata bisa menghasilkan biofuel lebih efisien dibandingkan tanaman pangan lainnya.

''Tembakau sangat menarik untuk diimplementasikan sebagai biofuel karena ide yang diambil adalah menggunakan tanaman yang tidak digunakan dalam produksi makanan. Kami juga telah menemukan metode untuk merekayasa secara genetik tanaman tersebut sehingga daun-daunnya bisa menghasilkan lebih banyak minyak. Dalam hasil penelitian, tembakau rekayasa kami menghasilkan 20 kali lipat minyak dari daunnya,'' papar Dr. Andrianov.

Saat ini bagian terbanyak dari tembakau yang menghasilkan minyak adalah bijinya, kurang lebih sebesar 40% per berat kering. Hanya saja, tembakau menghasilkan biji yang jumlahnya relatif terbatas, kurang lebih 1,5 ton per hektar.

Sedangkan daun tembakau umumnya hanya menghasilkan 1,7% hingga 4% minyak per berat kering. Untuk menghasilkan minyak lebih banyak, ada dua gen yang bisa direkayasa, yaitu diacyglycerol acytransferase (DGAT) atau leafy cotyledon 2 (LEC2). Modifikasi gen DGAT menghasilkan minyak hingga 5,8% per berat kering daun, atau hampir dua kali lipat normalnya. Sedangkan modifikasi gen LEC2 menghasilkan 6,8% minyak.

''Berdasar data penelitian kami, tembakau menunjukkan potensi menariknya sebagai alternatif tanaman penghasil energi, dan sekaligus menjadi model bagi pengembangan tanaman berpotensi biomassa tinggi untuk produksi biofuel,'' jelas Dr. Andrianov. Jika penelitian tersebut berkembang lebih jauh dan menunjukkan hasil yang memuaskan, maka ditemukanlah salah satu solusi dalam mengurangi rokok di dunia dengan pengalihan produksi pabrik rokok menjadi biofuel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar